Daftar
Surat-surat Al-Qur’an ini penyusun salin dari Al Quran Digital versi 2.1 Jumadil Akhir
1425 (Agustus 2004) (website http://www.alquran-digital.com yang dapat diunduh dari internet secara gratis). Terjemahan yang digunakan bersumber dari Terjemah Al Qur'an Departemen Agama RI. Untuk melengkapinya diambil dari Abu Abdujllah az-Zamjani, Wawasan Baru Tarikh Al-Qur'an yang diterjemahkan oleh Marzuki Anwar dan A. Qurtubi Hassan dan diterbitkan oleh Mizan, cetakan II, 1991.
Dalam
Daftar Surat-surat Al-Qur’an ini setiap surat disertai keterangan singkat mengenai banyak ayat, waktu diturunkannya setelah setelah surat apa, sebutan lain untuk surat itu.
Naskah ini dibuat pada tahun 2012, selesai tanggal 2 April 2012. Semula dimaksudkan untuk dipergunakan sendiri. Diunggah ke blog ini dengan maksud mengamankan naskah sederhana ini dari kemungkinan rusak karena kerusahan perangkat keras tempat menyimpannya, dan mudah-mudahan bermanfaat pula bagi kaum muslimin lainnya, khususnya bagi anak cucu kami.
Surat 1 Al Faatihah
(Pembukaan) Makkiyyah, terdiri atas 7 ayat. Diturunkan sesudah surat Al-Muddatstsir.
Surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap. Surat ini disebut Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan
surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran) atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk
dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap shalat.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany
(tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang
dalam sembahyang.
Surat 2 Al Baqarah
terdiri atas 286 ayat. Madaniyyah. Surat yang pertama diturunkan di Madinah. Sebahagian
besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Hajji wadaa' (hajji Nabi Muhammad s.a.w.
yang terakhir). Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah.
Merupakan surat terpanjang, dan di dalamnya terdapat pula ayat yang terpancang
(ayat 282). Surat ini dinamai Al Baqarah(Sapi betina) karena di
dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah
kepada Bani Israil (ayat 67 sampai dengan 74), yang menggambarkan watak orang Yahudi pada umumnya. Dinamaijuga Fusthaatul-Quran (puncak Al
Quran) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang
lain. Dinamai juga surat alif-laam-miim
karena surat ini dimulai dengan Alif-laam-miim. Bersama surt 3 Ali ‘Imran dinamakan Az Zahrawaani (dua yang
cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan
oleh para Ahli Kitab.
Surat 3 Ali 'Imran
terdiri atas 200 ayat. Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Al-Anfaal. Dinamakan
Ali 'Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang di dalam kisah itu
disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s., persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a.
s., kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam
puteri 'Imran, ibu dari Nabi Isa a.s. Surat Al Baqarah dan Ali 'Imran ini
dinamakan Az Zahrawaani (dua
yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang
disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa
a.s., kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. dan sebagainya.
Surat 4 An Nisaa'
terdiri atas 176 ayat, adalah surat Madaniyyah yang terpanjang sesudah surat Al
Baqarah. Diturunkan sesudah surat Al-Mumtahanah. Dinamakan An Nisaa'
karena dalam surat ini banyak dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan
wanita serta merupakan surat yang paling membicarakan hal itu dibanding dengan
surat-surat yang lain. Surat yang lain banyak juga yang membicarakan tentang
hal wanita ialah surat Ath Thalaq. Dalam hubungan ini biasa disebut surat An
Nisaa' dengan sebutan: Surat An Nisaa'
Al Kubraa (surat An Nisaa' yang besar), sedang surat Ath Thalaq disebut
dengan sebutan: Surat An Nisaa' Ash
Shughraa (surat An Nisaa' yang kecil).
Surat 5 Al Maa'idah
terdiri atas 120 ayat; termasuk golongan surat Madaniyyah. Diturunkan sesudah
surat Al-Fath. Sekalipun ada ayatnya yang turun di Mekah, namun ayat ini
diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, yaitu di Arafah waktu
haji wadaa' (ayat 3). Surat ini
dinamakan Al Maa'idah (hidangan) karena memuat kisah pengikut-pengikut
setia Nabi Isa a.s. meminta kepada Nabi Isa a.s. agar Allah menurunkan untuk
mereka Al Maa'idah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Dan dinamakan Al Uqud (perjanjian), karena
kata itu terdapat pada ayat pertama surat ini, dimana Allah menyuruh agar
hamba-hamba-Nya memenuhi janji prasetia terhadap Allah dan
perjanjian-perjanjian yang mereka buat sesamanya. Dinamakan juga Al Munqidz (yang menyelamatkan),
karena akhir surat ini mengandung kisah tentang Nabi Isa a.s. penyelamat
pengikut-pengikut setianya dari azab Allah.
Surat 6 Al An'aam
(binatang ternak) terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah,
karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Ayat-ayat
: 20, 23, 91, 83, 114, 141, 151, 152, dan 153 Madaniyah. Diturunkan sesudah
surt Al-Hijr (menurutAbu Abdullah
Az-Zanjani) ada juga yang menyatakan sesudah surat Al A’raf (menurut Al-Quran digital). Dinamakan Al
An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan
adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu
dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat
ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.
Surat 7 Al A'raaf,
206 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Ash-Shad, sebelum
turunnya surat Al An'aam (menurut
Al-Quran digital) dan termasuk golongan surat Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al
A'raaf karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan
tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang
tertinggi di batas surga dan neraka.
Surat 8 Al Anfaal
terdiri atas 75 ayat; termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, karena seluruh ayat-ayatnya diturunkan di Madinah. Menurut Abu Abdullah Az-Zanjaniayat-ayat 30
s/d 36 Makkiyah (hal. 71). Diturunkan sesudah surat Al-Baqarah. Surat ini dinamakan Al Anfaal yang
berarti harta rampasan perang berhubung kata Al Anfaal terdapat pada
permulaan surat ini dan juga persoalan yang menonjol dalam surat ini ialah
tentang harta rampasan perang, hukum perang dan hal-hal yang berhubungan dengan
peperangan pada umumnya. Menurut riwayat Ibnu Abbas r.a. surat ini diturunkan
berkenaan dengan perang Badar Kubra
yang terjadi pada tahun kedua hijrah. Peperangan ini sangat penting artinya,
karena dialah yang menentukan jalan sejarah Perkembangan Islam. Pada waktu itu
umat Islam dengan berkekuatan kecil untuk pertama kali dapat mengalahkan kaum
musyrikin yang berjumlah besar, dan berperlengkapan yang cukup, dan mereka
dalam peperangan ini memperoleh harta rampasan perang yang tidak sedikit. Oleh
sebab itu timbullah masalah bagaimana membagi harta-harta rampasan perang itu,
maka kemudian Allah menurunkan ayat pertama dari surat ini.
Surat 9 At Taubah
terdiri atas 129 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyyah. Diturunan
sesudah surat Al-Maaidah . Surat ini dinamakan At Taubah yang berarti
pengampunan berhubung kata At Taubah berulang kali disebut dalam surat
ini. Dinamakan juga dengan Baraah
yang berarti berlepas diri yang di sini maksudnya pernyataan pemutusan
perhubungan, disebabkan kebanyakan pokok pembicaraannya tentang pernyataan
pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin. Di samping kedua nama yang masyhur itu ada
lagi beberapa nama yang lain yang merupakan sifat dari surat ini. Berlainan dengan surat-surat yang lain, maka
pada permulaan surat ini tidak terdapat basmalah, karena surat ini adalah
pernyataan perang dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk
memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan
cinta kasih Allah. Surat ini diturunkan
sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun
9 H. Pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali r.a. pada musim haji tahun
itu juga.
Surat 10 Yunus
terdiri atas 109 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah kecuali ayat 40,
94, 95, 96 yang diturunkan pada masa
Nabi Muhmmad s.a.w. berada di Madinah. Diturunkan sesudah surat Al-Israa’. Surat
ini dinamai surat Yunus karena dalam surat ini terutama ditampilkan
kisah Nabi Yunus a.s. dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya.
Surat 11 Huud
termasuk golongan surat-surat Makkiyyah kecuali
ayat 12, 17m dan 114 Madaniyyah, terdiri atas 123 ayat, Diturunkan sesudah
surat Yunus. Surat ini dinamai surat Huud karena ada hubungan dengan
terdapatnya kisah Nabi Huud a.s. dan kaumnya dalam surat ini terdapat juga
kisah-kisah Nabi yang lain, seperti kisah Nuh a.s., Shaleh a.s., Ibrahim a.s.,
Luth a.s., Syu'aib a.s. dan Musa a.s.
Surat 12 Yusuf
terdiri atas 111 ayat. Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah, kecuali ayat-ayat 1, 2, 3 dan 7 Madaniyyah.
Diturunkan sesudah surat Huud. Surat ini dinamakan surat Yusuf adalah
karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf a.s. Riwayat
tersebut salah satu di antara cerita-cerita ghaib yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad s.a.w. sebagai mukjizat bagi beliau, sedang beliau sebelum diturunkan
surat ini tidak mengetahuinya. Menurut riwayat Al Baihaqi dalam kitab Ad
Dalail bahwa segolongan orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mereka
mendengar cerita Yusuf a.s. ini, karena sesuai dengan cerita-cerita yang mereka
ketahui. Dari cerita Yusuf a.s. ini, Nabi Muhammad s.a.w. mengambil
pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam
menjalankan tugasnya.
Surat 13 Ar Ra'd
terdiri atas 43 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Diturunkan
sesudah surat Muhammad. Surat ini dinamakan Ar Ra'd yang berarti guruh
karena dalam ayat 13 Allah berfirman yang artinya Dan guruh itu bertasbih
sambil memuji-Nya, menunjukkan sifat kesucian dan kesempurnaan Allah s.w.t.
Dan lagi sesuai dengan sifat Al Quran yang mengandung ancaman dan harapan, maka
demikian pulalah halnya bunyi guruh itu menimbulkan kecemasan dan harapan
kepada manusia. Isi yang terpenting dari surat ini ialah bahwa bimbingan Allah
kepada makhluk-Nya bertalian erat dengan hukum sebab dan akibat. Bagi Allah
s.w.t. tidak ada pilih kasih dalam menetapkan hukuman. Balasan atau hukuman
adalah akibat dan ketaatan atau keingkaran terhadap hukum Allah.
Surat 14 Ibrahim
terdiri atas 52 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan
di Mekah sebelum Hijrah, kecuali
ayat-ayat 28 dan 29 Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Nuh. Dinamakan Ibrahim,
karena surat ini mengandung doa Nabi Ibrahim a.s. yaitu ayat 35 sampai dengan
41. Do'a ini isinya antara lain: permohonan agar keturunannya mendirikan
shalat, dijauhkan dari menyembah berhala-berhala dan agar Mekah dan daerah
sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur. Doa Nabi Ibrahim a.s. ini telah
diperkenankan oleh Allah s.w.t. sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak
dahulu sampai sekarang. Do'a tersebut dipanjatkan beliau ke hadirat Allah
s.w.t. sesudah selesai membina Ka'bah bersama puteranya Ismail a.s., di dataran
tanah Mekah yang tandus.
Surat 15 Al Hijr
terdiri atas 99 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena
diturunkan di Mekah sebelum hijrah, kecuali
ayat 87 Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Yusuf. Al Hijr adalah nama
sebuah daerah pegunungan yang didiami zaman dahulu oleh kaum Tsamud terletak di
pinggir jalan antara Madinah dan Syam (Syria). Nama surat ini diambil dari nama
daerah pegunungan itu, berhubung nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud
diceritakan pada ayat 80 sampai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah
s.w.t., karena mendustakan Nabi Shaleh a.s. dan berpaling dari ayat-ayat Allah.
Dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah kaum yang lain yang telah dibinasakan
oleh Allah seperti kaum Luth a.s. dan kaum Syu'aib a.s. Dari ke semua
kisah-kisah itu dapat diambil pelajaran bahwa orang-orang yang menentang ajaran
rasul-rasul akan mengalami kehancuran.
Surat 16 An Nahl
terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, kecuali tiga ayat terakhir. Diuturunkan
sesudah surat Al-Kahfi. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah
karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya :
"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah
yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara
madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari
bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit
manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab
yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan
ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17)
Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya
nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk
hamba-hamba-Nya.
Surat 17 Al Israa'
terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, kecuali ayat-ayat 26, 32, 33, 57 dan 73 s/d
80 Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Al-Qashash. Dinamakan dengan Al
Israa' yang berarti memperjalankan di malam hari, berhubung
peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil
Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan
cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad
s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan
akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan Bani Israil artinya keturunan
Israil berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat kedua sampai
dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai
dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi
bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang
dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani
Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan
mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga
meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
Surat 18 Al-Kahfi
terdiri atas 110 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, kecuali ayat-ayat 28, dan 83 s/d 101
madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Al-Ghaasyiah. Dinamai Al-Kahfi
artinya Gua dan Ashhabul Kahfi
yang artinya Penghuni-Penghuni Gua. Kedua nama ini diambil dari cerita
yang terdapat dalam surat ini pada ayat 9 sampai dengan 26, tentang beberapa
orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain cerita
tersebut, terdapat pula beberapa buah cerita dalam surat ini, yang kesemuanya
mengandung i'tibar dan pelajaran-pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan
manusia. Banyak hadist-hadist Rasulullah s.a.w. yang menyatakan keutamaan
membaca surat ini.
Surat 19 Maryam
terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena hampir
seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah,
bahkan sebelum sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi, kecuali ayat 58 dan 71 Madaniyyah. Diturunkan
sesudah surat Al-Fathr. Menurut riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib
membacakan permulaan surat Maryam ini kepada raja Najasyi dan
pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat yang
lain ke negeri Habsyi. Surat ini dinamai
Maryam, karena surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa a.s. yang
serba ajaib, yaitu melahirkan puteranya lsa a.s., sedang ia sebelumnya belum
pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa a.s.
tanpa bapa, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah s.w.t. Pengutaraan kisah
Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali
dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula, yaitu dikabulkannya doa
Zakaria a.s. oleh Allah s.w.t., agar beliau dianugerahi seorang putera sebagai
pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau, sedang usia beliau sudah
sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul yang menurut ukuran ilmu
biologi tidak mungkin akan terjadi.
Surat 20 Thaahaa
terdiri atas 135 ayat, diturunkan sesudah diturunkannya surat Maryam, termasuk
golongan surat-surat Makkiyyahm kecuali
ayat-ayat 130 dan 131 Madaniyyah. Surat ini dinamai Thaahaa, diambil
dari perkataan yang berasal dan ayat pertama surat ini. Sebagaimana yang lazim
terdapat pada surat-surat yang memakai huruf-huruf abjad pada permulaannya, di
mana huruf tersebut seakan-akan merupakan pemberitahuan Allah kepada
orang-orang yang membacanya, bahwa sesudah huruf itu akan dikemukakan hal-hal
yang sangat penting diketahui, maka demikian pula halnya dengan ayat-ayat yang terdapat
sesudah huruf thaahaa dalam surat ini. Allah menerangkan bahwa Al Quran
merupakan peringatan bagi manusia, wahyu dari Allah, Pencipta semesta alam.
Kemudian Allah menerangkan kisah beberapa orang nabi; akibat-akibat yang telah
ada akan dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Allah dan orang-orang
yang mengingkari-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Selain hal-hal tersebut
di atas, maka surat ini mengandung pokok-pokok isi sebagai berikut:
Surat 21 Al Anbiyaa'
terdiri atas 112 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah. Diturunkan sesudah
surat Ibraahiim. Dinamai al anbiyaa'(nabi-nabi), karena surat ini
mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surat Al Anbiyaa' menegaskan
bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya
pengingkaran kaum musyrik Mekah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w.
maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi
masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya
adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang
yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh
nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan
kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup dengan
seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad s.a.w
supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu.
Surat 22 Al Hajj,
termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, kecuali
ayat-ayat 52, 53, 54, dan 55 Makkiyyah, terdiri atas 78 ayat, sedang menurut pendapat
sebahagian ahli tafsir termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Perbedaan pendapat
ini karena sebahagian ayat-ayat surat ini ada yang diturunkan di Mekah dan
sebahagian lagi diturunkan di Madinah.
Dinamai surat ini Al Hajj, karena surat ini mengemukakan hal-hal
yang berhubungan dengan ibadat haji, seperti ihram, thawaf, sa'i, wuquf di
Arafah, mencukur rambut, syi'ar-syi'ar Allah, faedah-faedah dan hikmah-hikmah
disyari'atkannya haji. Ditegaskan pula bahwa ibadat haji itu telah
disyari'atkan di masa Nabi Ibrahim a.s., dan Ka'bah didirikan oleh Nabi Ibrahim
a.s. bersama puteranya Ismail a.s.
Menurut Al Ghaznawi, surat Al Hajj termasuk di antara surat- surat yang
ajaib, diturunkan di malam dan di siang hari, dalam musafir dan dalam keadaan
tidak musafir, ada ayat-ayat yang diturunkan di Mekah dan ada pula yang
diturunkan di Madinah, isinya ada yang berhubungan dengan peperangan dan ada
pula yang berhubungan dengan perdamaian, ada ayat-ayatnya yang muhkam dan ada
pula yang mutasyabihaat.
Surat 23 Al Mu'minuun
terdiri atas 118 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Diturunkan
sesudah surat Al-Anbiyaa’. Dinamai Al Mu'minuun, karena permulaan ayat
ini manerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan
keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian
tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad
s.a.w.
Surat 24 An Nuur
terdiri atas 64 ayat, dan termasuk golongan surat-surat Madaniyah. Diturunkan
sesudah surat Al-Hasyr. Dinamai An
Nuur yang berarti Cahaya, diambil dari kata An Nuur yang terdapat
pada ayat ke 35. Dalam ayat ini, Allah s.w.t. menjelaskan tentang Nuur Ilahi,
yakni Al Quran yang mengandung petunjuk-petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah itu,
merupakan cahaya yang terang benderang menerangi alam semesta. Surat ini
sebagian besar isinya memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan
soal kemasyarakatan dan rumah tangga.
Surat 25 Al Furqaan
terdiri atas 77 ayat, termasuk golongan
surat-surat Makkiyah, kecuali ayat-ayat
68. 69, 70 Madaniyyah. Diuturunkan sesudh surat Yaasiin. Dinamai Al
Furqaan yang artinya pembeda, diambil dari kata Al Furqaan
yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan Al Furqaan
dalam ayat ini ialah Al Quran. Al Quran dinamakan Al Furqaan karena dia
membedakan antara yang haq dengan yang batil. MAka pada surat ini pun terdapat
ayat-ayat yang membedakan antara kebenaran ke-esaan Allah s.w.t. dengan
kebatilan kepercayaan syirik.
Surat 26 Asy Syu'araa'
terdiri
atas 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, kecuali ayat-ayat 197 da dari 228 sampai akhir surat Madaniyyah.
Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti
penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224,
yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus
menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai
sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh
orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak
mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai
pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan.
Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh
karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair,
dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan
manusia.
Surat 27 An Naml
terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah dan diturunkan
sesudah surat Asy Syu'araa'. Dinamai dengan An Naml, karena pada ayat 18
dan 19 terdapat perkataan An Naml (semut), di mana raja semut mengatakan
kepada anak buahnya agar masuk sarangnya masing-masing, supaya jangan terpijak
oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tentaranya yang akan lalu di tempat itu. Mendengar
perintah raja semut kepada anak buahnya itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan ta'jub
atas keteraturan kerajaan semut itu dan beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan
Yang Maba Kuasa yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, berupa kerajaan,
kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentara yang terdiri atas
jin, manusia, burung dan sebagainya. Nabi Sulaiman a.s. yang telah diberi Allah
nikmat yang besar itu tidak merasa takabur dan sombong dan sebagai seorang
hamba Allah mohon agar Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang
saleh. Allah s.w.t. menyebut binatang semut dalam surat ini agar manusia
mengambil pelajaran dari kehidupan semut itu. Semut adalah binatang yang hidup
berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat
sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan musim dingin. Kerapian dan
kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini, dinyatakan Allah dalam
ayat ini dengan bagaimana rakyat semut mencari perlindungan segera agar jangan
terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s dan tentaranya, setelah menerima peringatan
dari rajanya. Secara tidak langsung Allah mengingatkan juga kepada manusia agar
dalam berusaha untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari, mementingkan pula
kemaslahatan bersama dan sebagainya, rakyat semut mempunyai organisasi dan
kerja sama yang baik pula. Dengan mengisahkan kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam
surat ini Allah mengisyaratkan hari depan dan kebesaran Nabi Muhammad s.a.w.
Nabi Sulaiman a.s. sebagai seorang nabi, rasul dan raja yang dianugerahi
kekayaan yang melimpah ruah, begitu pula Nabi Muhammad s.a.w. sebagai seorang
nabi, rasul dan seoramg kepala negara yang ummi' dan miskin akan berhasil
membawa dan memimpin umatnya ke jalan Allah.
Surat 28 Al Qashash
terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, kecuali ayat-ayat 52 s/d 55 diturunkan di
Madinah dan ayat 85 di Juhfah waktu Hijrah . Diturunkan sesudah surat An-Naml.
Dinamai dengan Al Qashash, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata Al
Qashash yang berarti cerita. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi
Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang
berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai
waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa
disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran
orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi
Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang
menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang,
sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh
untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya
menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu,
ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke
Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama
Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi
Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat
Musa.
Surat 29 Al 'Ankabuut
terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah, kecuali ayat-ayat 1 s/d 11 Madaniyyah. Diturunkan
sesudah surat Ar-Ruum. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya
perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat
ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan
laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung
dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa
oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya
dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka
sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini,
padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka
dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum
Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi
azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu
menghindarkan dan melindungi mereka.
Surat 30 Ar Ruum terdiri
atas 60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, kecuali ayat 17 Madaniyyah. Diturunkan
sesudah surat Al Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat
ini, yaitu ayat 2, 3 dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya
dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan
Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali. Ini adalah
suatu mukjizat Al Quran, yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Dan juga suatu isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian
lemahnya di waktu itu akan menang dan dapat menghancurkan kaum musyrikin.
Isyarat ini terbukti pertama kali pada perang Badar.
Surat 31 Luqman
terdiri atas 34 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, kecuali ayat-ayat 27, 28, 29 Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Ash
Shaffaat. Dinamai Luqman karena pada ayat 12 disebutkan bahwa Luqman
telah diberi oleh Allah nikmat dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu dia
bersyukur kepadaNya atas nikmat yang diberikan itu. Dan pada ayat 13 sampai 19
terdapat nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya. Ini adalah sebagai isyarat
daripada Allah supaya setiap ibu bapak melaksanakan pula terhadap anak-anak
mereka sebagai yang telah dilakukan oleh Luqman.
Surat 32 As Sajdah
terdiri atas 30 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, kecuali ayat-ayat 16 s/d 20. Diturunkan
sesudah surat Al Mu'minuun. Dinamakan As Sajdah berhubung pada surat ini
terdapat ayat sajdah, yaitu ayat yang kelima belas. Lihat no. [592].
Surat 33 Al Ahzab
terdiri atas 73 ayat. Madaniyah, diturunkan sesudah surat Ali'Imran. Dinamai Al
Ahzab yang berarti golongan-golongan yang bersekutu karena dalam
surat ini terdapat beberapa ayat, yaitu ayat 9 sampai dengan ayat 27 yang
berhubungan dengan peperangan Al Ahzab, yaitu peperangan yang dilancarkan oleh
orang-orang Yahudi, kaum munafik dan orang-orang musyrik terhadap orang-orang
mukmin di Medinah. Mereka telah mengepung rapat orang- orang mukmin sehingga
sebahagian dari mereka telah berputus asa dan menyangka bahwa mereka akan dihancurkan
oleh musuh-musuh mereka itu. Ini adalah suatu ujian yang berat dari Allah untuk
menguji sampai dimana teguhnya keimanan mereka. Akhirnya Allah mengirimkan
bantuan berupa tentara yang tidak kelihatan dan angin topan, sehingga
musuh-musuh itu menjadi kacau balau dan melarikan diri.
Surat 34 Saba'
terdiri atas 54 ayat. Makkiyyah, kecuali ayat 6 Madaniyyah, diturunkan sesudah
surat Luqman. Dinamakan Saba' karena didalamnya terdapat kisah kaum
Saba'. Saba' adalah nama suatu kabilah dari kabilah-kabilah Arab yang tinggal
di daerah Yaman sekarang ini. Mereka mendirikan kerajaan yang terkenal dengan
nama kerajaan Sabaiyyah, ibukotanya Ma'rib; telah dapat membangun suatu
bendungan raksasa, yang bernama Bendungan Ma'rib, sehingga negeri meka
subur dan makmur. Kemewahan dan kemakmuran ini menyebabkan kaum Saba' lupa dan
ingkar kepada Allah yang telah melimpahkan nikmatnya kepada mereka, serta
mereka mengingkari pula seruan para rasul. Karena keingkaran mereka ini, Allah
menimpahkan kepada mereka azab berupa sailul 'arim (banjir yang besar)
yang ditimbulkan oleh bobolnya bendungan Ma'rib. Setelah bendungan ma'rib bobol
negeri Saba' menjadi kering dan kerajaan mereka hancur.
Surat 35 Faathir
terdiri atas 45 ayat. Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Furqaan dan merupakan
surat akhir dari urutan surat-surat dalam Al Quran yang dimulai dengan Alhamdulillah.
Dinamakan Faathir (pencipta) ada hubungannya dengan perkataan Faathir
yang terdapat pada ayat pertama pada surat ini. Pada ayat tersebut diterangkan
bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi, Pencipta malaikat-malaikat,
Pencipta semesta alam yang semuanya itu adalah sebagai bukti atas kekuasaan dan
kebesaran-Nya. Surat ini dinamai juga dengan surat Malaikat karena pada
ayat pertama disebutkan bahwa Allah telah menjadikan malaikat-malaikat sebagai
utusan-Nya yang mempunyai beberapa sayap.
Surat 36 Yaasiin
terdiri atas 83 ayat. Makkiyyah, kecuali ayat 45 Madaniyyah, diturunkan sesudah
surat Jin. Dinamai Yaasiin karena dimulai dengan huruf Yaasiin.
Sebagaimana halnya arti huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa
surat Al Quran, maka demikian pula arti Yaasiin yang terdapat pada ayat
permulaan surat ini, yaitu Allah mengisyaratkan bahwa sesudah huruf tersebut
akan dikemukakan hal-hal yang penting antara lain: Allah bersumpah dengan Al
Quran bahwa Muhammad s.a.w. benar-benar seorang rasul yang diutus-Nya kepada
kaum yang belum pernah diutus kepada mereka rasul-rasul.
Surat 37 Ash Shaaffaat
terdiri atas 182 ayat. Makkiyyah diturunkan sesudah surat Al An'aam. Dinamai
dengan Ash Shaaffaat (yang bershaf-shaf) ada hubungannya dengan
perkataan Ash Shaaffaat yang terletak pada ayat permulaan surat ini yang
mengemukakan bagaimana para malaikat yang berbaris di hadapan Tuhannya yang
bersih jiwanya, tidak dapat digoda oleh syaitan. Hal ini hendaklah menjadi
i'tibar bagi manusia dalam menghambakan dirinya kepada Allah.
Surat 38 Shaad
terdiri atas 88. Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Qamar. Dinamai dengan Shaad
karena surat ini dimulai dengan Shaad (selanjutnya lihat no. [10]). Dalam surat ini Allah bersumpah dengan Al Quran, untuk menunjukkan
bahwa Al Quran itu suatu kitab yang agung dan bahwa siapa saja yang
mengikutinya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat dan untuk menunjukkan
bahwa Al Quran ini adalah mukjizat Nabi Muhammad s.a.w. yang menyatakan
kebenarannya dan ketinggian akhlaknya.
Surat 39 Az Zumar
terdiri ataz 75 ayat. Makkiyyah, kecuali
ayat 52, 53 dan 54 Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Saba'. Dinamakan Az
Zumar (Rombongan-rombongan) karena perkataan Az Zumar yang terdapat
pada ayat 71 dan 73 ini. Dalam ayat-ayat tersebut diterangkan keadaan manusia
di hari kiamat setelah mereka dihisab, di waktu itu mereka terbagi atas dua
rombongan; satu rombongan dibawa ke neraka dan satu rombongan lagi dibawa ke
syurga. Masing- masing rombongan memperoleh balasan dari apa yang mereka
kerjakan di dunia dahulu. Surat ini dinamakan juga Al Ghuraf
(kamar-kamar) berhubung perkataan ghuraf yang terdapat pada ayat 20,
dimana diterangkan keadaan kamar-kamar dalam syurga yang diperoleh orang-orang
yang bertakwa.
Surat 40 Al Mu'min
terdiri atas 85 ayat. Makkiyyah, kecuali
ayat 56 dan 57, diturunkan sesudah surat Az Zumar. Dinamai Al Mu'min
(Orang yang beriman), berhubung dengan perkataan mukmin yang terdapat
pada ayat 28 surat ini. Pada ayat 28 diterangkan bahwa salah seorang dari kaum
Fir'aun telah beriman kepada Nabi Musa a.s. dengan menyembunyikan imannya
kepada kaumnya, setelah mendengar keterangan dan melihat mukjizat yang
dikemukakan oleh Nabi Musa a.s. Hati kecil orang ini mencela Fir'aun dan
kaumnya yang tidak mau beriman kepada Nabi Musa a.s., sekalipun telah
dikemukakan keterangan dan mukjizat yang diminta mereka. Dinamakan pula Ghafir (yang mengampuni),
karena ada hubungannya dengan kalimat Ghafir yang terdapat pada ayat 3
surat ini. Ayat ini mengingatkan bahwa Maha Pengampun dan Maha
Penerima Taubat adalah sebagian dari sifat-sifat Allah, karena itu
hamba-hamba Allah tidak usah khawatir terhadap perbuatan-perbuatan dosa yang
telah terlanjur mereka lakukan, semuanya itu akan diampuni Allah asal
benar-benar memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya dan berjanji tidak akan
mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa itu lagi. Dan surat ini dinamai Dzit
Thaul (Yang Mempunyai Kurnia) karena perkataan tersebut terdapat pada ayat
3.
Surat 41 Fushshilat
terdiri atas 54 ayat. Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Mu'min (Ghafir) .
Dinamai Fushshilat (yang dijelaskan) karena ada hubungannya dengan
perkataan Fushshilat yang terdapat pada permulaan surat ini yang berarti
yang dijelaskan. Maksudnya ayat-ayatnya diperinci dengan jelas tentang
hukum-hukum, keimanan, janji dan ancaman, budi pekerti, kisah, dan sebagainya.
Dinamai juga dengan Haa Miim dan As Sajdah karena surat ini dimulai
dengan Haa Miim dan dalam surat ini terdapat ayat Sajdah.
Surat 42 Asy Syuura
terdiri atas 53 ayat. Makkiyyah, kecuali
ayat-ayat 23, 24, 25, 27, diturunkan sesudah surat Fushshilat. Dinamai
dengan Asy Syuura (musyawarat) diambil dari perkataan Syuura yang
terdapat pada ayat 38 surat ini. Dalam ayat tersebut diletakkan salah satu dari
dasar-dasar pemerintahan Islam ialah musyawarat. Dinamai juga Haa Miim 'Ain Siin Qaaf karena
surat ini dimulai dengan huruf-huruf hijaiyah itu.
Surat 43 Az Zukhruf
terdiri atas 89 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, kecuali ayat 54 Madaniyyah, diturunkan
sesudah surat Asy Syuura. Dinamai Az
Zukhruf (Perhiasan) diambil dari perkataan Az Zukhruf yang terdapat
pada ayat 35 surat ini. Orang-orang musyrik mengukur tinggi rendahnya derajat
seseorang tergantung kepada perhiasan dan harta benda yang ia punyai, karena
Muhammad s.a.w. adalah seorang anak yatim lagi miskin, ia tidak pantas diangkat
Allah sebagai seorang rasul dan nabi. Pangkat rasul dan nabi harus diberikan
kepada orang yang kaya. Ayat ini menegaskan bahwa harta tidak dapat dijadikan
dasar untuk mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang, karena harta itu
merupakan hiasan kehidupan duniawi, bukan berarti kesenangan akhirat.
Surat 44 Ad Dukhaan terdiri
atas 59 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah Az
Zukhruf. Dinamai Ad Dukhaan
(kabut), diambil dari perkataan Dukhaan yang terdapat pada ayat 10 surat
ini. Menurut riwayat Bukhari secara ringkas dapat diterangkan sebagai berikut:
Orang-orang kafir Mekah dalam menghalang-halangi agama Islam dan menyakiti
serta mendurhakai Nabi Muhammad s.a.w. sudah melewati batas, karena itu Nabi
mendoa kepada Allah agar diturunkan azab sebagaimana yang telah diturunkan
kepada orang-orang yang durhaka kepada Nabi Yusuf yaitu musim kemarau yang
panjang. Do'a Nabi itu dikabulkan Allah sampai orang-orang kafir memakan tulang
dan bangkai, karena kelaparan. Mereka selalu menengadah ke langit mengharap
pertolongan Allah. Tetapi tidak satupun yang mereka lihat kecuali kabut yang
menutupi pandangan mereka. Akhirnya
mereka datang kepada Nabi agar Nabi memohon kepada Allah supaya hujan
diturunkan. Setelah Allah mengabulkan doa Nabi, dan hujan di turunkan, mereka
kembali kafir seperti semula; karena itu Allah menyatakan bahwa nanti mereka
akan diazab dengan azab yang pedih.
Surat 45 Al Jaatsiyah
terdiri atas 37 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, kecuali ayat 14 Madaniyyah, diturunkan
sesudah surat Ad Dukhaan. Dinamai dengan Al Jaatsiyah (yang berlutut)
diambil dari perkataan Jaatsiyah yang terdapat pada ayat 28 surat ini.
Ayat tersebut menerangkan tentang keadaan manusia pada hari kiamat, yaitu semua
manusia dikumpulkan ke hadapan mahkamah Allah Yang Maha Tinggi yang memberikan
keputusan terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia. Pada hari itu
semua manusia berlutut di hadapan Allah. Dinamai juga dengan Asy Syari'ah
diambil dari perkataan Syari'ah (Syari'at) yang terdapat pada ayat 18
surat ini.
Surat 46 Al Ahqaaf
terdiri atas 35 ayat. Makkiyyah, kecuali
aya-ayat 10, 15, dan 35 Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Al Jaatsiyah.
Dinamai Al Ahqaaf (bukit-bukit pasir) dari perkataan Al Ahqaaf
yang terdapat pada ayat 21 surat ini. Dalam ayat
tersebut dan ayat-ayat sesudahnya diterangkan bahwa Nabi Hud a.s. telah
menyampaikan risalahnya kepada kaumnya di Al Ahqaaf yang sekarang
dikenal dengan Ar Rab'ul Khaali, tetapi kaumnya tetap ingkar sekalipun mereka
telah diberi peringatan pula oleh rasul-rasul yang sebelumnya. Akhirnya Allah
menghancurkan mereka dengan tiupan angin kencang. Hal ini adalah sebagai
isyarat dari Allah kepada kaum musyrikin Quraisy bahwa mereka akan dihancurkan
bila mereka tidak mengindahkan seruan Rasul.
Surat 47 Muhammad
terdiri atas 38 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, kecuali ayat 13 diturunkan dalam perjalanan
waktu hijrah. Diturunkan sesudah
surat Al Hadiid. Nama Muhammad sebagai nama surat ini diambil dari
perkataan Muhammad yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Pada ayat 1, 2, dan 3 surat ini, Allah membandingkan antara hasil yang diperoleh oleh
orang-orang yang tidak percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
s.a.w dan hasil yang diperoleh oleh orang-orang yang tidak percaya kepadanya.
Orang-orang yang percaya kepada apa yang dibawa oleh Muhammad s.a.w merekalah
orang-orang yang beriman dan mengikuti yang hak, diterima Allah semua amalnya,
diampuni segala kesalahannya. Adapun orang-orang yang tidak percaya kepada
Muhammad s.a.w adalah orang-orang yang mengikuti kebatilan, amalnya tidak
diterima, dosa mereka tidak diampuni, kepada mereka dijanjikan azab di dunia
dan di akhirat. Dinamai juga dengan Al Qital (peperangan), karena
sebahagian besar surat ini mengutarakan tentang peperangan dan pokok-pokok
hukumnya, serta bagaimana seharusnya sikap orang-orang mukmin terhadap
orang-orang kafir.
Surat 48 Al Fath
terdiri atas 29 ayat. Madaniyyah, Diturunkan dalam perjalanan waktu kembali dari Hudaibiah. Diturunkan sesudah
surat Al Jum'ah. Dinamakan Al Fath (kemenangan) diambil dari perkataan Fat-han
yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Sebagian besar dari ayat-ayat surat
ini menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi
Muhammad s.a.w. dalam peperangan-peperangannya. Nabi Muhammad s.a.w. sangat
gembira dengan turunnya ayat pertama surat ini. Kegembiraan ini dinyatakan
dalam sabda beliau yang diriwayatkan Bukhari; Sesungguhnya telah diturunkan
kepadaku satu surat, yang surat itu benar-benar lebih aku cintai dari seluruh
apa yang disinari matahari. Kegembiraan Nabi Muhammad s.a.w. itu ialah
karena ayat-ayatnya menerangkan tentang kemenagan yang akan diperoleh Muhammad
s.a.w. dalam perjuangannya dan tentang kesempurnaan nikmat Allah kepadanya.
Surat 49 Al Hujuraat
terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan
sesudah surat Al Mujaadalah. Dinamai Al Hujuraat diambil dari perkataan Al
Hujuraat yang terdapat pada ayat 4 surat ini. Ayat tersebut mencela para
sahabat yang memanggil Nabi Muhammad SAW yang sedang berada di dalam kamar
rumahnya bersama isterinya. Memanggil Nabi Muhammad SAW dengan cara dan dalam
keadaan yang demikian menunjukkan sifat kurang hormat kepada beliau dan
mengganggu ketenteraman beliau.
Surat 50 Qaaf
terdiri atas 45 ayat. Makkiyah, kecuali
ayat 38 Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Al Murssalaat. Dinamai Qaaf
karena surat ini dimulai dengan huruf Qaaf. Menurut hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim, bahwa Rasulullah SAW senang membaca surat ini pada
rakaat pertama sembahyang subuh dan pada shalat hari raya. Sedang menurut
riwayat Abu Daud, Al Baihaqy dan Ibnu Majah bahwa Rasulullah SAW membaca surat
ini pada tiap-tiap membaca Khutbah pada hari Jum'at. Kedua riwayat ini
menunjukkan bahwa surat QAAF sering dibaca Nabi Muhammad SAW di tempat-tempat
umum, untuk memperingatkan manusia tentang kejadian mereka dan nikmat-nikmat
yang diberikan kepadanya, begitu pula tentang hari berbangkit, hari berhisab,
syurga, neraka, pahala, dosa, dsb. Surat ini dinamai juga Al Baasiqaat, diambil dari perkataan Al- Baasiqaat
yang terdapat pada ayat 10 surat ini.
Surat 51 Adz Dzaariyaat
terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan
sesudah surat Al Ahqaaf. Dinamai Adz Dzaariyaat (angin yang
menerbangkan), diambil dari perkataan Adz Dzaariyaat yang terdapat pada
ayat pertama surat ini. Allah bersumpah dengan angin, mega, bahtera, dan
malaikat yang menjadi sumber kesejahteraan dan pembawa kemakmuran. Hal ini
meng- isyaratkan inayat Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Surat 52 Ath Thuur
terdiri atas 49 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat As Sajdah. Dinamai Ath Thuur (Bukit) diambil dari
perkataan Ath Thuur yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang
dimaksud dengan bukit di sini ialah bukit Thursina yang terletak di
semenanjung Sinai, tempat Nabi Musa menerima wahyu dari Tuhannya.
Surat 53 An Najm
terdiri atas 62 ayat. Makkiyyah, kecuali
ayat 32 Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Al Ikhlash. Nama An Najm
(bintang), diambil dari perkataan An Najm yang terdapat pada ayat
pertama surat ini. Allah bersumpah dengan An Najm (bintang) adalah
karena bintang-bintang yang timbul dan tenggelam, amat besar manfaatnya bagi
manusia, sebagai pedoman bagi manusia dalam melakukan pelayaran di lautan,
dalam perjalanan di padang pasir, untuk menentukan peredaran musim dan
sebagainya.
Surat 54 Al Qamar
terdiri atas 55 ayat. Makkiyyah, kecuali
ayat-ayat 44, 45, 46. Diturunkan sesedah surat Ath Thaariq. Nama Al
Qamar (bulan) diambil dari perkataan Al Qamar yang terdapat pada
ayat pertama surat ini. Pada ayat ini diterangkan tentang terbelahnya bulan
sebagai mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.
Surat 55 Ar Rahmaan
terdiri atas 78 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah (menurut
Al-Qur’an Digital), Madaniyyah (menurut terjemah Departemen Agama). Diturunkan
sesudah surat Ar Ra'du. Dinamai Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah), diambil
dari perkataan Ar Rahmaan yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Ar
Rahmaan adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surat ini
menerangkan kepemurahan Allah s.w.t. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan
memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat
nanti.
Surat 56 Al Waaqi'ah
terdiri atas 96 ayat. Makkiyah, kecuali
ayat-ayat 81, 82 Madaniyyah. Diturunkan
sesudah surat Thaa Haa. Dinamai dengan Al Waaqi'ah (Hari Kiamat),
diambil dari perkataan Al Waaqi'ah yang terdapat pada ayat pertama surat
ini.
Surat 57 Al Hadiid
terdiri atas 29 ayat. Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Az Zalzalah. Dinamai
Al Hadiid (Besi), diambil dari perkataan Al Hadiid yang terdapat
pada ayat 25 surat ini.
Surat 58 Al Mujaadilah
terdiri atas 22 ayat, termasuk golongan surat Madaniyyah, diturunkan sesudah
surat Al Munaafiquun. Surat ini dinamai dengan Al Mujaadilah (wanita
yang mengajukan gugatan) karena pada awal surat ini disebutkan bantahan seorang
perempuan, menurut riwayat bernama Khaulah binti Tsa'labah terhadap sikap
suaminya yang telah menzhiharnya. Hal ini diadukan kepada Rasulullah s.a.w. dan
ia menuntut supaya beliau memberikan putusan yang adil dalam persoalan itu. Dinamai
juga Al Mujaadalah yang berarti perbantahan.
Surat 59 Al Hasyr
terdiri atas 24 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan
sesudah surat Al Bayyinah. Dinamai surat Al Hasyr (pengusiran) diambil
dari perkataan Al-Hasyr yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Di dalam
surat ini disebutkan kisah pengusiran suatu suku Yahudi yang bernama Bani
Nadhir yang berdiam di sekitar kota Madinah.
Surat 60 Al Mumtahanah
terdiri atas 13 ayat. Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Ahzab. Dinamai Al
Mumtahanah (wanita yang diuji), diambil dari kata
"Famtahinuuhunna" yang berarti maka ujilah mereka, yang
terdapat pada ayat 10 surat ini.
Surat 61 Ash Shaff
terdiri atas 14 ayat. Madaniyyah. Diturunkan
setelah surat At-Tagobun. Dinamai dengan Ash Shaff, karena pada ayat
4 surat ini terdapat kata Shaffan yang berarti satu barisan. Ayat
ini menerangkan apa yang diridhai Allah sesudah menerangkan apa yang
dimurkai-Nya. Pada ayat 3 diterangkan bahwa Allah murka kepada orang yang hanya
pandai berkata saja tetapi tidak melaksanakan apa yang diucapkannya. Dan pada
ayat 4 diterangkan bahwa Allah menyukai orang yang mempraktekkan apa yang
diucapkannya yaitu orang-orang yang berperang pada jalan Allah dalam satu
barisan.
Surat 62 Al Jumu'ah
terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan-golongan surat-surat Madaniyyah dan
diturunkan sesudah surat Ash Shaf. Nama surat Al Jumu'ah diambil dari kata Al
Jumu'ah yang terdapat pada ayat 9 surat ini yang artinya: hari Jum'at.
Surat 63 Al-Munaafiquun terdiri
atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah
surat Al Hajj. Surat ini dinamai Al-Munaafiquun yang artinya orang-orang
munafik, karena surat ini mengungkapkan sifat-sifat orang-orang munafik.
Surat 64 At Taghaabun terdiri atas 18
ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah dan diturunkan sesudah surat At
Tahrim. Nama At Taghaabun diambil dari kata At Taghaabun yang
terdapat pada ayat ke 9 yang artinya hari dinampakkan kesalahan-kesalahan.
Surat 65 Ath Thalaaq terdiri atas 12
ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al
Insaan. Dinamai surat Ath Thalaaq karena kebanyakan ayat-ayatnya
mengenai masalah talak dan yang berhubungan dengan masalah itu.
Surat 66 At Tahrim terdiri atas 12
ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al
Hujuraat. Dinamai surat At Tahrim karena pada awal surat ini terdapat
kata tuharrim yang kata asalnya adalah Attahrim yang berarti mengharamkan.
Surat 67 Al Mulk terdiri atas 30
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah Ath Thuur. Nama
Al Mulk diambil dari kata Al Mulk yang terdapat pada ayat pertama
surat ini yang artinya kerajaan atau kekuasaan. Dinamai pula surat ini dengan At
Tabaarak (Maha Suci).
Surat 68 Al Qalam terdiri atas 52
ayat. Makkiyah,kecuali ayat-ayat 17 s/d
33 dan 48 s/d 50 Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Al Alaq. Nama Al
Qalam diambil dari kata Al Qalam yang terdapat pada ayat pertama surat
iniyang artinya pena. Surat ini dinamai pula dengan surat Nun
(huruf nun).
Surat 69 Al Haaqqah terdiri atas 52
ayat,termasuk golongan surat-surat Makkiyah,diturunkan sesudah surat Al Mulk.
Nama Al Haaqqah diambil dari kata Al Haaqqah yang terdapat pada
ayat pertama surat ini yang artinya hari kiamat
Surat 70 Al Ma'arij terdiri atas 44
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al
Haaqqah. Perkataan Al Ma'arij yang menjadi nama bagi surat ini adalah
kata jamak dari Mi'raj, diambil dari perkataan Al Ma'arij yang terdapat
pada ayat 3, yang artinya menurut bahasa tempat naik. Sedang para ahli
tafsir memberi arti bermacam-macam, di antaranya langit, nikmat karunia
dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t kepada ahli surga.
Surat 71 Nuh terdiri atas 28
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Nahl.
Dinamakan dengan surat Nuh karena surat ini seluruhnya men jelaskan
da´wah dan doa Nabi Nuh a.s.
Surat 72 Al Jin
terdiri atas 28 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat Al A'raaf. Dinamai Al Jin diambil dari perkataan Al Jin
yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Pada ayat tersebut dan ayat-ayat
berikutnya diterangkan bahwa Jin sebagai makhluk halus telah mendengar
pembacaan Al Quran dan mereka mengikuti ajaran Al Quran tersebut.
Surat 73 Al Muzzammil
terdiri atas 20 ayat. Makkiyah, kecuali
ayat-ayat 10, 11, dan 20. Diturunkan sesudah surat Al Qalam. Dinamai Al
Muzzammil (orang yang berselimut) diambil dari perkataan Al Muzzammil
yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan orang yang
berkemul ialah Nabi Muhammad s.a.w.
Surat 74 Al Muddatstsir
terdiri atas 56 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan
sesudah surat Al Muzzammil. Dinamai Al Muddatstsir (orang yang berkemul)
diambil dari perkataan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama
surat ini.
Surat 75 Al Qiyaamah
terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah
surat Al Qaari'ah. Dinamai Al Qiyaamah (hari kiamat) diambil dari
perkataan Al Qiyaamah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat 76 Al Insaan
terdiri atas 31 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan
sesudah surat Ar Rahmaan. Dinamai al Insaan (manusia) diambil dari
perkataan Al Insaan yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat 77 Al Mursalaat
terdiri atas 50 ayat. Makkiyah, kecuali
ayat 48 Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Al Humazah. Dinamai Al
Mursalaat (Malaikat-Malaikat yang diutus), diambil dari perkataan Al
Mursalaat yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai juga Amma
yatasaa aluun diambil dari perkataan Amma yatasaa aluun yang
terdapat pada ayat 1 surat ini.
Surat 78 An Naba´
terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan
sesudah surat Al Ma´aarij. Dinamai An Naba´ (berita besar) diambil dari
perkataan An Naba´ yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Dinamai juga Amma
yatasaa aluun diambil dari perkataan Amma yatasaa aluun yang
terdapat pada ayat 1 surat ini.
Surat 79 An Naazi´aat
terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan
sesudah surat An Naba´. Dinamai An Naazi´aat diambil dari perkataan An
Naazi´aat yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula as
Saahirah yang diambil dari ayat 14, dinamai juga Ath Thaammah
diambil dari ayat 34.
Surat 80 'Abasa
terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan
sesudah surat An Najm. Dinamai 'Abasa diambil dari perkataan 'Abasa
yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
enurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. menerima dan
berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka masuk
Islam. Dalam pada itu datanglah Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta
yang mengharap agar Rasulullah s.a.w. membacakan kepadanya ayat- ayat Al Quran
yang telah diturunkan Allah. tetapi Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan
memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan
surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap ibnu Ummi Maktum itu.
Surat 81 At Takwir
terdiri atas 29 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan
sesudah surat Al Masadd. Kata At Takwir (terbelah) yang menjadi nama bagi
surat ini adalah dari kata asal (mashdar) dari kata kerja kuwwirat
(digulung) yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat 82 Al Infithaar
terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah dan diturunkan
sesudah surat An Naazi'aat. Al Infithaar yang dijadikan nama untuk surat ini
adalah kata asal dari kata Infatharat (terbelah) yang terdapat pada ayat
pertama
Surat 83 Al Muthaffifiin
terdiri atas 36 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat Al 'Ankabuut dan merupakan surat yang diturunkan terakhir di Mekkah sebelum hijrah. Al
Muthaffifiin yang dijadikan nama bagi surat ini diambil dari kata Al
Muthaffifiin yang terdapat pada ayat pertama.
Surat 84 Al Insyiqaaq,
terdiri atas 25 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan
sesudah surat Al Infithaarr. Dinamai Al Insyiqaaq (terbelah), diambil
dari perkataan Insyaqqat yang terdapat pada permulaan surat ini, yang
pokok katanya ialah insyiqaaq.
Surat 85 Al Buruuj
terdiri atas 22 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan
sesudah surat Asy-Syams. Dinamai Al Buruuj (gugusan bintang) diambil
dari perkataan Al Buruuj yang terdapat pada ayat 1 surat ini.
Surat 86 Ath Thaariq
terdiri atas 17 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan
sesudah surat Al Balad. Dinamai Ath Thaariq (yang datang di malam hari)
diambil dari perkataan Ath Thaariq yang terdapat pada ayat 1 surat ini.
Surat 87 Al A´laa terdiri atas 19
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, dan diturunkan sesudah surat At
Takwiir. Nama Al A´laa diambil dari kata Al A´laa yang terdapat
pada ayat pertama, berarti Yang Paling Tinggi. Muslim meriwayatkan dalam
kitab Al Jumu'ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu'man ibnu
Basyir bahwa Rasulullah s.a.w. pada shalat dua hari Raya (Fitri dan Adha) dan
shalat Jum'at membaca surat Al A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al
Ghaasyiyah pada rakaat kedua.
Surat 88 Ghaasyiyah terdiri atas 26
ayat, termasuk surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Adz Dzaariat.
Nama Ghaasyiyah diambil dari kata Al Ghaasyiyah yang terdapat
pada ayat pertama surat ini yang artinya peristiwa yang dahsyat, tapi yang
dimaksud adalah hari kiamat. Surat ini adalah surat yang kerap kali dibaca Nabi
pada rakaat kedua pada shalat hari-hari Raya dan shalat Jum'at.
Surat 89 Al Fajr terdiri atas 30
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al
Lail. Nama Al Fajr diambil dari kata Al Fajr yang terdapat pada
ayat pertama surat ini yang artinya fajar.
Surat 90 Al Balad
terdiri atas 20 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat Qaaf. Dinamai Al Balad, diambil dari perkataan Al Balad
yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan kota di sini
ialah kota Mekah.
Surat 91 Asy Syams
terdiri atas 15 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat Al Qadar. Dinamai Asy Syams (matahari) diambil dari
perkataan Asy Syams yang terdapat pada ayat permulaan surat ini.
Surat 92 Al Lail (malam)
terdiri atas 21 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan
sesudah surat Al A'laa. Surat ini dinamai Al Lail (malam), diambil dari
perkataan Al Lail yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat 93 Adh Dhuhaa terdiri atas 11
ayat, termasuk golongan surat Makiyyah dan diturunkan sesudah surat Al Fajr.
Nama Adh Dhuhaa diambil dari kata yang terdapat pada ayat pertama,
artinya : waktu matahari sepenggalahan naik.
Surat 94 Alam Nasyrah terdiri atas 8
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah dan diturunkan sesudah surat Adh
Dhuhaa. Nama Alam Nasyrah diambil dari kata Alam Nasyrah yang
terdapat pada ayat pertama, yang berarti: bukankah Kami telah melapangkan
Surat 95 At Tiin
terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah
surat Al Buruuj. Nama At Tiin diambil dari kata At Tiin yang terdapat
pada ayat pertama surat ini yang artinya buah Tin.
Surat 96 Al 'Alaq
terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Ayat 1 sampai
dengan 5 dari surat ini adalah ayat-ayat Al Quran yang pertama sekali
diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad s.a.w. berkhalwat di gua Hira'. Surat
ini dinamai Al 'Alaq (segumpal darah), diambil dari perkataan Alaq
yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan Iqra
atau Al Qalam.
Surat 97 Al Qadr
terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah
surat 'Abasa. Surat ini dinamai Al Qadr (kemuliaan), diambil dari
perkataan Al Qadr yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat 98 Al Bayyinah
terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan
sesudah surat Ath Thalaq. Dinamai Al Bayyinah (bukti yang nyata) diambil
dari perkataan Al Bayyinah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat 99 Al Zalzalah terdiri atas 8
ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah diturunkan sesudah surat An
Nisaa'. Nama Al Zalzalah diambil dari kata: Zilzaal yang terdapat
pada ayat pertama surat ini yang berarti goncangan.
Surat 100 Al 'Aadiyaat terdiri atas 11
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat
Al'Ashr. Nama Al 'Aadiyaat diambil dari kata Al 'Aadiyaat yang
terdapat pada ayat pertama surat ini, artinya yang berlari kencang
Surat 101 Al Qaari'ah
terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat Quraisy. Nama Al Qaari'ah diambil dari kata Al Qaari'ah
yang terdapat pada ayat pertama, artinya mengetok dengan keras, kemudian kata
ini dipakai untuk nama hari kiamat.
Surat 102 At Takaatsur
terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat Al Kautsar. Dinamai At Takaatsur (bermegah-megahan)
diambil dari perkataan At Takaatsur yang terdapat pada ayat pertama
surat ini.
Surat 103 Al 'Ashr
terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat Alam Nasyrah. Dinamai Al 'Ashr (masa) diambil dari
perkataan Al 'Ashr yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat 104 Al Humazah
terdiri atas 9 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat Al Qiyaamah. Dinamai Al Humazah (pengumpat) diambil dari
perkataan Humazah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat 105 Al Fiil terdiri atas 5
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al
Kaafirun. Nama Al Fiil diambil dari kata Al Fiil yang terdapat
pada ayat pertama surat ini, artinya gajah. Surat Al Fiil mengemukakan
cerita pasukan bergajah dari Yaman yang dipimpin oleh Abrahah yang ingin
meruntuhkan Ka'bah di Mekah. Peristiwa ini terjadi pada tahun Nabi Muhammad
s.a.w. dilahirkan.
Surat 106 Quraisy terdiri atas 4
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, kecuali ayat-ayat 1, 2, dan 3 Madaniyyah. dan diturunkan sesudah
surat At Tiin. Nama Quraisy diambil dari kata Quraisy yang
terdapat pada ayat pertama, artinya suku Quraisy. Suku Quraisy adalah suku yang
mendapat kehormatan untuk memelihara Ka'bah
Surat 107 Al Maa'uun terdiri atas 7
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat At
Taakatsur. Nama Al Maa'uun diambil dari kata Al Maa'uun yang
terdapat pada ayat 7, artinya barang-barang yang berguna.
Surat 108 Al Kautsar
terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah diturunkan sesudah
surat Al 'Aadiyaat. Dinamai Al Kautsar (nikmat yang banyak) diambil dari
perkataan Al Kautsar yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat
ini sebagai penghibur hati Nabi Muhammad s.a.w.
Surat 109 Al Kaafiruun
terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan
sesudah surat Al Maa'uun. Dinamai Al Kaafiruun (orang-orang kafir),
diambil dari perkataan Al Kaafiruun yang terdapat pada ayat pertama
surat ini.
Surat 110 An Nashr
terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah yang diturunkan
di Mekah (di Mina waktu Haji Wada’) sesudah surat At Taubah. Dinamai An
Nashr (pertolongan) diambil dari perkataan Nashr yang terdapat pada
ayat pertama surat ini.
Surat 111 Al Lahab terdiri atas 5
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al
Fath. Nama Al Lahab diambil dari kata Al Lahab yang terdapat pada
ayat ketiga surat ini yang artinya gejolak api. Surat ini juga dinamakan surat Al
Masad.
Surat 112 Al Ikhlas terdiri atas 4
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah sesudah surat
An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan
kemurnian keesaan Allah s.w.t.
Surat 113 Al Falaq terdiri atas 5
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Fiil.
Nama Al Falaq diambil dari kata Al Falaq yang terdapat pada ayat
pertama surat ini yang artinya waktu subuh. Diriwayatkan oleh Abu Daud, At
Tirmizi dan An Nasa-i dari 'Uqbah bin 'Aamir bahwa Rasulullah s.a.w.
bersembahyang dengan membaca surat Al Falaq dan surat An Naas dalam perjalanan
Surat ini bersama surat Al Naas disebut juga surat Al-Mu’awwizatain atau Al
Musyaqsyatain.
Surat 114 An Naas terdiri atas 6
ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al
Falaq. Nama An Naas diambil dari An Naas yang berulang kali
disebut dalam surat ini yang artinya manusia. Surat ini bersama surat Al Falaq
disebut juga surat Al-Mu’awwizatain atau Al Musyaqsyatain.